Thursday 17 July 2014

Program Perak di Ngada (2)



SDM Belum Memadai


SUMBER daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah program. Seindah dan sebagus apa pun program, tetapi tanpa didukung SDM yang baik dalam pelaksanaannya, maka hasilnya tidak maksimal, bahkan nihil.

Program Perak (pemberdayaan ekonomi rakyat) secara politis telah mendapat restu dari DPRD Ngada. Namun program tersebut perlu dievaluasi secara periodik setiap setiap tiga bulan sekali.

"Ini sebagai komitmen dewan  yang telah memberikan dukungan politik dan merestui program itu," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Ngada, Paulus D Maku.

Menurut Paulus, evaluasi secara periodik terhadap program yang diluncurkan Pemda Ngada itu, sangat dibutuhkan untuk mengetahui kemajuan dan kendala program yang bertujuan mengentaskan kemiskinan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi rakyat itu.

"Fungsi pengawasan dan pemantauan pelaksanaan Program Perak akan kita tingkatkan sebagai konsekuensi sikap dewan mendukung program ini," ujarnya.

Fungsi kontrol harus lebih ditingkatkan mengingat Program Perak ini menyerap dana tidak sedikit, yakni Rp 29 miliar. Pelaksanaan dan pengawasan harus sejalan. Dewan harus mengawal program ini karena dewan sudah menyetujui alokasi anggaran besar untuk pelaksanaan program ini.

Paskalis mengatakan, Fraksi Demokrat sangat mendukung Program Perak yang fokus pada bidang  ternak, kesehatan dan koperasi. Fraksi Demokrat akan tetap mengawal program ini untuk memastikan agar program tersebut benar-benar memberdayakan ekonomi masyarakat.

Dia berharap semua komponen perlu dipersiapkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan.

"Apabila Program Perak berhasil maka konsep pemerintah untuk mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan bisa terwujud. Namun kalau program ini gagal maka bisa menimbulkan malapetaka  baru bagi daerah ini di masa mendatang.  Saya kira implikasinya besar buat daerah ini kalau program ini gagal. Perlu ada pedoman umum dan petunjuk operasional serta sistem pengawasan baik," tandasnya.

Program Perak merupakan salah satu program strategis. Itu sebabnya, dewan dan pemerintah sepakat mengalokasikan dana yang besar untuk melaksanakannya.

"Untuk program ini, kita sudah mendapat persetujuan dari dewan dan sudah disahkan dalam rapat paripurna pembahasan APBD 2011 kemarin," tegas Bupati Ngada, Marianus Sae  di ruang kerjanya, belum lama ini.

Pemda Ngada juga mengalokasikan dana untuk penguatan kopersi di Ngada sebesar Rp 500 juta. Di bidang kesehatan, dialokasikan dana Rp 6 miliar melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat Ngada (JKMN).

Melalui Program Perak pemerintah ingin membantu masyarakat melalui pengadaan 1.932 ekor sapi bali, 5.250 ekor babi dan 2.448 ekor kambing. Ternak-ternak itu akan diberikan kepada  kepala keluarga (KK) miskin. Setiap KK miskin mendapat satu ekor sapi betina. Ternak babi setiap KK miskin mendapat tiga ekor, dua betina dan satu ekor pejantan.

Sementara untuk kambing, setiap KK miskin akan mendapat lima ekor yang terdiri dari empat ekor betina dan satu pejantan.

"Kalau sapi sembilan berbanding satu atau sembilan betina dan satu ekor pejantan," jelas Kadis  Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Ngada, Laurensius Ngiso Godja, Senin, (21/2/2011).

Sapi sebanyak 1.932 ekor akan didatangkan dari luar NTT. Lokasi yang ditunjuk Direktorat Jendral Peternakan sebagai lokasi pembibitan yang layak dan berkualitas adalah Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini disebabkan, daerah ini memiliki pusat pembibitan sapi yang berkualitas dan sesuai standar.

Ternak-ternak yang akan diadakan tahun 2011 melalui Program Perak bertujuan untuk meningkatkan dan menambah populasi ternak di daerah ini dalam upaya mewujudkan propinsi ternak.

"Populasi ternak yang ada saat ini 25.004 ekor sapi bali, kerbau 8.864 ekor, babi 88.638 ekor dan kambing  sekitar 18.269 ekor," jelas Laurens Ngiso.

Ke depan jumlah populasi ternak yang ada di Kabupaten Ngada akan bertambah menjadi 150.405 ekor. Total populasi dari ternak besar hingga ternak besar  akan ditangani 31 orang tenaga kesehatan hewan yang ada di kabupaten ini yang terdiri dari 10 orang dokter hewan dan 21 tenaga non dokter.

Selain itu, stok obat yang ada saat ini di dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Ngada adalah, vaksin rabies 10.500 dosis. vaksin antraks 500 dosis dan vaksin SE 10 dosis. Stok ini belum tentu bisa menjawabi kebutuhan seluruh ternak di wilayah ini.

"Kalau secara teknis, stok obat-obatan seharusnya 75 persen dari jumlah populasi ternak yang ada," kata Kepala Bidang Peternakan dan Pengendalian Daerah Veterinirer Dis P3 Ngada, Yeni Loa. (
john taena/bersambung)
 
diterbitkan pos kupang 
Sabtu, 26 Februari 2011

No comments: