Meyza Mawarila Jamil |
Berbeda dengan salah
satu karyawan BPJS Cabang Waingapu, Sumba Timur yang satu ini. Sebagai orang
muda, dirinya selalu melihat peluang menuju kesuksesan dari balik kegagalan.
Senyum manis selalu dihadiahkannya sebagai penyemangat untuk menapaki setiap
anak tangga menuju puncak prestasi tertinggi.
Sikap dan tutur katanya
halus. Memiliki wajah yang ayu bak seorang putri kerajaan, tidak membuat
dirinya angkuh. Raut wajah yang cerah ceria dan senantiasa dipadu senyum
manis dari balik bibir tipisnya, membuat wanita itu terlihat begitu
anggun. Menyapa dengan lembut, penuh kehangantan paling tidak inilah kesan
yang dialami Pos Kupang saat bertemu dan berbincang – bincang dengan
Meyza Mawarila Jamil di kantor BPJS Cabang Waingapu, Sumba Timur,
Senin (12/1/2015).
“Jangan hanya mencari
kawan yang membuat kita merasa nyaman, carilah juga kawan yang memaksa kita
untuk terus berkembang,” saran perempuan
kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), 2 Mei 1990 ini.
Jika seseorang tetap
memilih hidup dalam zona nyaman, demikian Meyza, nyaris sudah dapat dipastikan
yang bersangkutan akan sulit berkembang. Sebaliknya, mereka yang mau
mencoba keluar
dari zona nyaman, bisa
dipastikan akan keluar sebagai penakluk tantangan dan menjadi sang juara.
“Target dan tujuan dalam hidup itu sangat penting. Saya adalah orang yang keluar dari zona nyaman,” ujar dara manis yang akrab disapa Meyza
ini.
Setiap kalimat yang
terucap, senantiasa dihiasi dengan senyum dari bibir tipisnya sebagai ciri khas
seorang putri. Meyza tentu merupakan sebuah nama yang sudah tidak asing lagi
bagi para pencinta kontes kecantikan di Tanah Air. Pasalnya sebagai orang muda
berprestasi, Meyza pernah didaulat untuk mewakili NTB menjadi Putri Indonesia
2009.
Menurut putri sulung
dari pasangan Drs. Burchazwar Jamil dan Maria Jamil,
tidak ada tantangan yang tidak bisa ditaklukan. Namun untuk menaklukan setiap
tantangan, dibutuhkan optimisme dan semangat untuk terus belajar. Selain itu,
tutur Meyza, kalau seseorang mau belajar dari kegagalannya, ia akan berbenah
dan tampil lebih baik di masayang akan datang.
Wanita yang punya hobby
modeling, membaca dan menulis ini, mengatakan, kalau belum berhasil mungkin itu
kemenangan yang tertunda. “Kadang – kadang sesuatu yang kita bilang tidak bisa,
tapi kalau berusaha pasti bisa. Misalnya kalau kalah dalam sebuah
perlombaan, terus kita perbaiki setiap kekurangan yang ada, tentu akan menjadi
seorang pemenang pada perlombaan yang akan datang. Poinnya kegagalan itu
dijadikan cambuk untuk menjadi yang lebih baik,” katanya.
Sebagai seorang mantan Putri Indonesia 2009, Meyza memiliki pandangan
tersendiri bagi dunia pariwisata NTT, khususnya Kabupaten Sumba Timur. “Sumba
Timur memiliki potensi yang cukup besar di sektor pariwisata. Ada beberapa faktor yang selama ini
belum diperhatikan, seperti akses transportasi
menuju setiap obyek wisata. Begitupun dengan promosi pariwisatanya juga belum
maksimal,” ujarnya.
Salah satu mantan duta
wisata NTB ini berharap, ke depan Pemkab Sumba Timur harus lebih mengoptimalkan
pengelolaan industri pariwisata di daerah itu. Pasalnya banyak potensi
pariwisata, baik alam maupun budaya, yang belum mendapat perhatian selama
ini. Akibatnya, harapan untuk menarik perhatian para wisatawan domestik maupun
manca negara belum tercapai.
Diterbitkan Pos Kupang cetak edisi Senin, 19 Januari 2015
No comments:
Post a Comment