Ilustrasi dari google |
Bayangan
perempuan itu terlihat samar-samar di balik keremangan cahaya rembulan malam
hari. Sehelai kain menutupi wajah dan kepalanya. Bintang-bintang kecil di
angkasa kecil itu terus dipandanginya.
“Cinta itu
indah, sebab ia bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Pekerjaan cinta adalah
memberi. Memberi apa saja yang dibutuhkan oleh orang yang kita cintai. Demi
sebuah kebahagian meski sederhana,” suara lantang perempuan itu membelah
kesunyian.
Dahulu dia
adalah seorang perempuan rembulan yang periang. Seluruh karunia hidup dari
Tuhan telah dipersembahkan, bagi seorang pemuda pujaannya. Perempuan itu lebih
menyayangi tambatan sang pujaan hati dari dirinya sendiri.
Lelaki
pujaan hatinya dinilai sudah matang yang bisa membiaya kehidupan mereka.
Perbedaan usia yang terpaut hingga 10 tahun bukanlah persoalan. Dia telah rela
meninggalkan universitas ternama, di kotanya ketika baru duduk di semester ke
tiga. Semua dilakukan untuk mewujudkan cintanya, kepada sang pemuda yang
bekerja sebagai pegawai pemerintahan.
Seiring
perjalanan waktu usia pernikahanya telah menginjak tahun yang ke-11, dan belum
dikarunia buah cinta. Meski rumah tangga yang dibina bersama pujaan hati,
terlihat bahagia di mata keluarga dan kebanyakan orang, ternyata tidak
demikian. Sejuta duka terus menyelimuti hari-harinya.
Sang suami
selama ini diam-diam telah memiliki istri simpanan. Rumput tetangga yang lebih
hijau dan menyilaukan mata, telah membuat sang suami berpaling dan memilih
untuk berselingkuh dengan wanita lain. Laki-laki yang dahulu dipujanya itu
telah berhianat dan memiliki istri simpanan di luar.
Waktu terus
berlalu dan hidup pun kian berat. Keluarga yang tidak tega melihat penderitaan
perempuan rembulan itu menuntut perceraian mereka. Namun langit hatinya masih
bergantung, pada lelaki yang telah dipujanya sejak dulu. Di dalam diam hati
perempuan rembulan terus meronta.
Dia akhirnya
memutuskan untuk pergi merantau dan berpisah sementara dengan suaminya.
Perempuan rembulan pun kemudian berangkat ke luar negeri, menjadi seorang
tenaga kerja wanita (TKW). Dua tahun berada di negeri orang, dirinya mengalami
sakit berat dan dipulangkan ke kampung halaman.
Hasil
diagnosa dan uji lab menyatakan perempuan rembulan, telah positif mengidap
penyakit AIDS. Penyakit mematikan yang belum ditemukan obatnya itu, ternyata
sudah diderita perempuan rembulan sejak 10 tahun silam. Penderitaannya terus
bertambah parah. Sementara keluarga tidak memiliki jalan lain, selain berpasrah
kepada Tuhan sambil menunggu harinya berakhir. Mereka hanya mampu menghibur
perempuan rembulan di sisa-sia kehidupan menuju kematiannya.
Dua hari
sebelum ajal menjemput, perempuan rembulan meminta keluarga untuk mendatangkan
sang suami. Meski penuh keterpaksaan, suami perempuan rembulan bersedia untuk
datang. Perempuan rembulan lalu meminta maaf. Dirinya juga menyampaikan rasa
terima kasih tiada tara, atas semua hal yang telah dilalui bersama suaminya.
“Maafkan
aku, maafkan cintaku yang terbatas ini. Maafkan rahim sial ini yang tdak bisa
memberimu keturunan. Maafkan aku yang tidak bisa menjadi ibu untuk anak-anakmu.
Aku ingin pulang ke ribaan Tuhan dengan tenang, dan telah ku ikhlaskan untukmu
memiliki yang lain secara resmi. Maafkan aku, aku mencintaimu.” demikian pesan
terakhirnya.
Sang suami
tidak mampu berkata-kata. Diriya diam seribu bahasa dan hanya meneteskan air
mata tatkala menerima pesan terakhir dari perempuan rembulan.
Kisah ‘Perempuan
Rembulan’ karya Yahya Ado ini, diceritakan lewat pentas monologia yang
dimainkan oleh Linda Tagie. Naskah yang terinspirasi dari sebuah kisah nyata
itu dikemas oleh Sutradara, Lanny Koroh, dan dipentaskan dalam acara ‘Panggung
Perempuan Biasa’ di Taman Dedari Sikumana, Kupang, Sabtu (16/7/2016).
“Bukan hanya
dari Kota Kupang tapi ada yang datang dari Flores dan Lembata, bahkan dari Bali
juga datang. Pentas monolog dan musikalisasi puisi sebagai bentuk protes
seniwati terhadap human traficking dan kekerasan terhadap perempuan,”
demikian Koordinator Komunitas Perempuan Biasa, kepada Pos Kupang, usai
acara di lokasi itu, Sabtu (16/7/2016) malam.(jet)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment