ilustrasi |
POS KUPANG.COM, WAINGAPU - Aneka jenis umbian dan
pisang, labu serta kelapa merupakan stok pangan lokal yang selama
menjadi tumpuan hidup warga desa di Pulau Sumba. Selain memiliki kadar
gizi dan protein tinggi, juga dapat membantu peningkatan ekonomi rumah
tangga.
Hal ini yang menjadi salah satu alasan mendasar bagi
Program Nasional Pemberdayaan Generasi Sehat dan Cerdsa (PNPM GSC)
Kecamatan Kahaungu Eti, Sumba Timur untuk menyelenggarakan peltikan
pengolahan pangan lokal bagi warga sembilan desa.
Kepada Pos
Kupang di Aula Kantor Kecamatan Kahaungu Eti, kabupaten setempat, Kamis
(24/7/2014), Fasilitator PNPM GSC kecamatan itu, Yohanes Paulus Mau
mengatakan, pelatihan sudah berlangsung pada Rabu hingga Kamis
(23-24/7/2014).
Kegiatan tersebut diberikan kepada para kader
posyandu, guru TK dan SD serta para kader pemberdayaan masyarakat desa
(KPMD) dari sembilan desa.
"Mereka inilah ujung tombak, biasa
membantu kita dalam mengelola PMT (Penambah Makanan Tambahan) para ibu
hamil, anak balita yang sering ke posyandu dan juga anak sekolah," kata
Mau.
Menurut Mau, sekitar 51 jenis menu masakan yang diberikan
kepada para peserta dalam pelatihan itu. Semua jenis menu yang dibuat
bahan bakunya dari pangan lokal seperti umbian, kelapa, pisang,
kacang-kacangan dan labu kuning.
"Pangan lokal kita olah menjadi
makanan siap saji misalnya sate jantung pisang, sate daun ubi, keripik
pisang, perkedel pisang, tar kue pengantin dari ubi kayu, donat ubi, es
krim labu, es krim pisang dan es krim kelapa muda. Selain untuk
konsumsi sendiri, mereka juga bisa menjual. Selama ini masyarakat jual
pisang di pasar, pulang beli pisang goreng. Jual kelapa untuk beli es
krim kelapa, makanya kita latih masyarakat untuk membuat sendiri,"
katanya.
Hal senada dikatakan Suster Albertine, SSpS, pemateri
dalam kegiatan tersebut. Dia mengatakan kurang lebih terdapat 51 menu
yang diberikan kepada para peserta selama dua hari kegiatan tersebut.
"Mereka bisa membuat beraneka ragam kue dan makanan ringan dari pangan
lokal," katanya.
Suster Albertine menjelaskan, dari bahan baku
singkong para peserta dilatih membuat kue tar pengantin. Selain unik
karena dibuat dari pangan lokal, jenis kue tar pengantin ubi kayu juga
sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia karena tidak mengandung bahan
kimia. "Petani tidak lagi menjual ubi kayu ke pasar, tapi mereka akan
menjual kue tar pengantin dari singkong. Nilai ekonomisnya lebih tinggi
ketimbang menjual bahan baku," tandasnya. (jet)
Sumber ; http://kupang.tribunnews.com/2014/07/26/petani-sumba-jual-kue-pengantin-dari-singkong
No comments:
Post a Comment