Hari itu, Minggu (17/5/2015) sekitar pukul
16.00 Wita, usai melakukan liputan di kawasan industry Kecamatan Alak, Pos
Kupang hendak kembali ke Kantor Redaksi. Di luar dugaan dalam
perjalanan pulang, puluhan orang menggunakan sekitar belasan sepeda motor
berkonvoi. Mereka berboncengan. Ada yang berpasang – pasangan dan adapula yang
sesama jenis kelamin.
Konvoi sepeda motor yang
menarik perhatian Pos Kupang itu menuju ke arah Markas
Kepolisian Air (Polair). Namun sekitar 200 meter di belakang Sekolah Usaha
Perikanan Menengah Negeri (SUPMN) Kupang yang berhadapan dengan
Polair, konvoi sepeda motor itu berhenti.
Di sana sudah ada
belasan anak yang menunggu. Mereka mengatur parkiran kendaraan pengunjung. Anak
– anak itu juga berprofesi ganda, yakni tukang parkir sekaligus menjadi pamandu
yang dibayar Rp 2000/sepeda motor. Tugas mereka adalah menjaga keamanan sepeda
motor sekaligus memandu para pengunjung menusuri hutan belukar dan semak -
semak.
Dari arah Kota Kupang,
para pengunjung akan dipandu mamasuki semak – semak yang berada di sebelah kiri
Jalan Kampung Baru Pelabuhan Ferry Bolok dari arah Kupang. Jaraknya lebih 100
hingga 200 meter dari lokasi parkiran, para pengunjung berjalan kaki hingga ke
pintu masuk sebuah gua.
Saat berada di lokasi
sekitar gua terlihat sepi dan tidak ada orang. Para pengguna belasan kendaraan
roda dua yang mencapai puluhan orang karena berboncengan, baik berpasang
– pasangan maupun sesame jenis kelaminnya tidak satu pun terlihat di sana. Anak
– anak muda itu seakan hilang begitu saja ketika tiba di depan pintu gua.
Waoow ! Sungguh sangat
elok karya Tuhan yang satu ini. Rasanya tiada lagi kata yang tepat
untuk menggambarkan senja temaram nan romantic, tatkala Pos Kupang diajak
untuk terus menyelami perut bumi tanah karang. Menusuri Gua Batu Kristal yang
berbentuk horizontal dengan pemandangan berbagai ornament seperti stalaktit, stalakmit dan pilar
serta ornament gording terus memanjakan mata.
Petulangan di dalam
perut bumi tanah karang, akan terasa belum lengkap jikalau tidak terjun ke
dalam sebuah kolam nan jernih di dasar Gua Batu Kristal. Selain sejuk juga
kejernihan air akan memantulkan cahaya bebatuan Kristal dari dasar juga dinding
gua. Seketika letih dan lelah terasa pergi meninggalkan tubuh setiap pengunjung
saat terjun bebas, berenang sambil berendam di dalam kolam seluas kurang lebih
30 x 15 meter itu.
Warna kebiruan dan
Kristal yang terpantul dari bebatuan dalam gua seakan tidak mau kalah memarkan
keelokannya kepada para pengunjung dan pasangan masing – masing yang hendak
memadu kasih. Sambil berendam di dalam kolam, para pengunjung akan disapa
oleh suara kawanan walet yang bersarang di sisi – sisi gua bersama anaknya.
Begitupun mahkluk hidup lainnya seperti serta kelelawar, tikus dan ikan
bermata kecil, juga kelabang yang agak pendek dengan kaki panjangnya,
menjadi sahabat setiap pengunjung Gua Batu Kristal.
Bukan hanya para caver namun
pecinta fotographi akan tertantang untuk mengabadikan setiap obyek seperti
ornamen dari bebatuan yang sudah berusia ribuan bahkan jutaan tahun dalam Gua
Batu Kristal. Begitupun dengan para pasangan insane manusia yang ingin memadu
kasih dan memupuk rasa cinta mereka. Cahaya keemasan matahari senja yang
langsung masuk dari mulut langsung menyentuh langit – langit dinding. Ornamen
bebatuan dalam gua pun semakin terlihat jelas keelokannya. (john taena)
Pesona Danau Batu
Kristal Belum Dikenal
Danau Gua Batu Kristal adalah sebuah obyek
wisata alam yang bisa dijadikan tempat rekreasi pada hari libur bagi warga Kota
Kupang. Selain tidak terlalu jauh untuk dijangkau dengan berbagai jenis
kendaraan lokasi yang satu ini juga masih tergolong natural. Pasalnya
lingkungan sekitar yang jauh dari pemukiman dan gedung – gedung mewah juga
belum tercemar.
Para pengunjung lokasi
itu akan disuguhi oleh kicaun berbagai jenis burung yang menghuni hutan rimba
setempat. Udara segar yang masih jauh dari polusi mesin dan asap pabrik akan
terasa sejuk tatkala menapaki dan melintasi bayangan setiap pohon yang tumbuh
sepanjang jalan setapak menuju pintu gua.
Gua Batu Kristal di
Jalan Kampung Baru Pelabuhan Ferry Bolok, Kupang Barat, Kabupaten Kupang
merupakan salah satu asset pariwisata dan mampu menarik perhatian para
wisatawan domestic maupun asing. Namun hingga saat ini, salah satu lokasi obyek
wisata itu belum mendapat perhatian pemerintah.
Sebagai obyek wisata
alam, Gua Batu Kristal seharusnya dilindungi dan dikelola dengan baik,
oleh pihak pemerintah melalui instansi terkait. Hal ini bertujuan untuk
menambah pendapat asli daerah (PAD) dari sector pariwisata. Selain itu
meningkatkan ekonomi rumah tangga warga sekitar lokasi wisata tersebut.
“Pemandangan di dalam
gua itu sangat indah. Di sana juga ada kolam jadi pengunjung bisa mandi.
Biasanya kalau ada waktu luang atau hari libur saya sering referesing ke sini.
Menurut saya, lokasi obyek wisata ini memiliki potensi yang cukup besar,”
demikian Mario Gonsales Oki, mahasiswa FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang.
Berdasarkan pengalaman
yang terjadi selama ini, katanya, lokasi obyek wisata Gua Batu Kristal akan
ramai dikunjungi oleh para wisatawan asing maupun domestic setiap hari libur.
Hal kini disebabkan lokasi itu masih tergolong natural dan jauh dari
kebisingan. Namun sejauh ini warga sekitar belum mampu menarik uang yang dibawa
oleh para pengunjung ke lokasi itu. “Kalau ada masyarakat yang berjualan snack
atau aksesoris kan bisa menambah penghasilan. Biasanya pengunjung yang datang
ke sini bisa sampai sore,” jelasnya.
Hal senada dikatakan
oleh Matheos warga Oebobo. Dia menjelaskan, setiap kali berkunjung lokasi obyek
wisata tersebut mereka harus membawa perlengkapan dan berbagai kebutuhan dari
luar. Hal ini disebabkan, sejauh ini belum ada warung dan tempat yang
disediakan bagi para pengunjung untuk bersantai setelah menikmati obyek wisata
Gua batu Krisal. “Kalau habis berenang di dalan kolam atau foto – foto
pasti capek, paling kita tidak butuh snack dan minuman,” tandasnya. (john taena)
Sumber Pos Kupang cetak, edisi Minggu, 12 july 2015, halaman 3