· Melirik
Usaha Ikan Bakar di Pantai Kelapa Lima
“Semua
ikan yang dibakar itu enak. Tapi kebanyakan
pelanggan itu lebih suka ikan Kakap merah dan putih, kombong serta ikan
kerapu. Biasanya kalau pas hari raya besar keagamaan atau musim pesta pasti
banyak yang telpon dan minta pesan ikan bakar.”
Berbicara masalah ikan
bakar, Salomi Wara – Ambi (45), warga RT 11, RW 05, Kelurahan Kelapa Lima,
Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang adalah ahlinya. Wanita tiga orang anak ini
sudah menggeluti dunia usaha ikan bakar selama kurang lebih 10 tahun. Lokasi usaha ikan bakarnya berada di Jalan Timor Raya, tepatnya di bibir Pantai Kelapa
Lima.
Berawal dari saran para
pelanggan yang sering datang untuk membeli ikan di lapak sang suami, Salomi
Wara – Ambi (45), mulai mendulang rupiah. Tanpa disadari sudah hampir 10 tahun,
ibu ini mampu mengais setiap ceceran rupiah yang berhamburan di sepanjang Jalan
Timor Raya dengan usaha ikan bakar.
“Ikan
Bakar Om Ari” adalah sebuah nama yang tentu sudah
tidak asing lagi setiap pengunjung Pantai Kelapa Lima. Bermodalkan racikan
bumbu rahasia, sang pemilik usaha ikan yang satu ini dapat meraup keuntungan
hingga jutaan rupiah. “Kurang lebih sudah 10 tahun saya bakar ikan di sini.
Saya hanya siap bumbu dan bakar, kalau ikan itu mereka beli di tempat lain,”
katanya saat ditemui Sabtu (4/7/2015).
Awalnya, kisah Ma Omi,
usaha ikan bakar dipinggir Jalan Timor Raya tersebut lahir dari saran pelanggan
yang biasa datang ke lokasi itu untuk membeli ikan segar. “Kebetulan suami saya
jual ikan di sini, waktu itu banyak pelanggannya yang kasih saran bilang kenapa
tidak sekalian bakar?” ujarnya.
Bermodalkan tenaga,
arang tempurung dan racikan bumbu rahasia ikan bakar, dirinya mulai merintis
usaha itu. Setiap hari dari pagi hingga malam, Ia selalu siap untuk melayani
setiap pelanggan yang datang membawa ikannya untuk dibakar. Biaya yang
dikenakan kepada setiap pelanggan pun bervariasi. Ha ini tergantung dari besar
atau kecilnya ukuran ikan yang hendak dibakar. “Paling rendah itu Rp 10 ribu
dan paling tinggi itu Rp 75 ribu, tergantung dari ukuran ikan yang mau
dibakar,” jelas istri dari Samuel Wara (52) itu.
Biasanya pada hari
libur atau musim pesta seperti wisuda, permandian, sunatan masal dan pernikahan
masal, usaha ikan bakar ‘Om Aris’
pasti akan diserbu oleh para pelanggan. “Kadang kalau sonde bakar, pelanggan
dong kecewa. Jadi kalau sudah rame, nanti ada suami dan anak – anak yang bantu.
Paling ramai itu biasanya musim pesta
atau hari libur seperti sekarang, itu ikan
di sini bisa habis. Tidak selamanya mereka beli di sini, ada yang beli
di tempat lain tapi datang antar baru bakar di sini,” ujarnya.
Setiap hari, paling
kurang sekitar 15 kilo gram racikan bumbu rahasia ikan bakar dihabiskan. Hasil
dari usaha ikan bakar tersebut dipakai untuk membiayai dan menghidupi keluarga.
Selain itu dimanfaatkan untuk biaya pendidikan anak dan juga menabung. “Bilang
saja tidak tau, pokoknya cukup untuk bisa makan, minum dan kasih sekolah anak,”
kilahnya saat ditanya tentang penghasilan rata – rata setiap bulan yang
diperoleh dari usaha bakar ikan.
Di tempat bakar ikan ‘Om Ari’ Sabtu (4/7/2015) terdapat ratusan
pelanggan yang datang membawa ikan dari berbagai ukaran untuk dibakar. Harga
untuk sekali bakar perekor bervariasi, mulai dari Rp 10 hingga Rp 75 ribu. Selama kurang lebih satu jam, mulai dari
sekitar pukul 12 – 13.00 Wita, penghasilan yang diraup oleh berkisar Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta.(jet)
Sumber
Pos Kupang cetak, edisi Minggu, 5 JULI 2015. Halaman 5
No comments:
Post a Comment