POS KUPANG/JUMAL HAUTEAS
TANDA TANGAN -- Bupati TTS, Paul Mella
menandatangani prasasti Bengkel LTS di Desa Koa, Kecamatan Mollo Barat, Rabu
(8/7/2015).
|
Anak – anak pun Menggapai Mimpinya
PERJUANGAN
untuk mengubah nasib atau taraf hidup harus terbangun dari dalam diri setiap
orang. Hal itu juga berlaku bagi suatu kelompok masyarakat. Karena dengan cara
apapun perjuangan dan dorongan yang dilakukan oleh orang atau kelompok lain
tidak akan mengubah nasib seseorang atau sekelompok orang, jika orang atau
kelompok masyarakat tersebut tidak memiliki niat untuk mengubah nasib mereka
sendiri.
Masyarakat Desa Koa,
Kecamatan Mollo Barat-TTS pun menyadari spirit tersebut. Ketika Mario Viera,
Ibu Anie Hashim Djojohadikusumo, dan sejumlah pengurus Yayasan Wadah Titian
Harapan--perpanjangan tangan dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD)--
menyambangi mereka pada tahun 2013, masyarakat setempat belajar untuk menerima
apa yang disampaikan dan mengubah pola pikir mereka untuk melakukan sesuatu
dari dalam diri mereka untuk bergerak maju.
Hal ini dibuktikan
dengan kesediaan masyarakat Desa Koa untuk menerima tawaran dari YayasanWadah
Titian Harapan, dan siap mengikuti tes yang dilakukan tim dari India untuk
menjadi peserta pelatihan surya elektrifikasi dan menadah air hujan di Garefoot
College, Tilonia, Jaipur-India. Pelatihan selama enam bulan, 16 September
2013-14 Maret 2014.
Syaratnya
'membingungkan', peserta harus perempuan, berusia dewasa (tua) dan
berpendidikan rendah. Bahkan yang tidak pernah bersekolah menjadi prioritas.
Warga Koa pun justru berbahagia mengikuti program ini. Sebab, kalau diminta kaum
berpendidikan dari Desa Koa, pasti akan menjadi syarat yang memberatkan bagi
warga desa itu untuk mengikuti pelatihan.
"Kegiatan ini kami
tawarkan kepada masyarakat akar rumput agar mereka tidak hanya sekadar
mempertahankan kelangsungan hidup keluarga mereka, tetapi juga bisa membebaskan
masyarakat dari lingkaran kemiskinan," kata Anie Hashim Djojohadikusumo,
Rabu (8/7/2015), seusai peresmian Bengkel Listrik Tenaga Surya (LTS) di Desa
Koa.
Ia berharap dengan
adanya LTS di Desa Koa, rumah-rumah masyarakat tidak lagi hanya menjadi tempat
untuk berteduh di saat hujan dan malam hari. Namun juga bisa menjadi tempat
untuk menenun bagi ibu-ibu di malam hari, sekaligus menjadi sumber penerangan
bagi anak-anak untuk lebih lama belajar di rumah pada malam hari.
Semoga penduduk desa
ini memperoleh harapan dan masa depan lebih baik. Anak-anak pun dapat terpacu
motivasinya mencapai mimpi mereka. "Kita sengaja memasang tiga titik lampu
di setiap rumah, tanpa memberikan daya lebih untuk penggunaan televisi dan alat
elektronik lainnya. Kami ingin masyarakat benar-benar menikmati penerangan dari
LTS ini untuk aktivitas hidup yang lebih positif," kata Anie Hashim
Djojohadikusumo.
Duta Besar India untuk
Indonesia, Gurjit Singh, Rabu (8/7/2015) menyebut alasan memilih perempuan
berumur dan minim pendidikan formal, karena jika kaum terpelajar yang diambil,
tidak ada kepastian yang bersangkutan akan mau terus menetap di desanya untuk
membagi ilmu yang sudah diperolehnya dari Garefoot College. "Kami pilih
perempuan yang usianya cukup tua, karena setelah mendapatkan pendidikan, mereka
tidak akan keluar dari lingkungannya. Sebaliknya, wanita muda dan laki-laki,
setelah mendapat pendidikan langsung keluar dari lingkungannya," katanya.
Gurjit memberikan
apresiasi yang tinggi kepada Olandina Ranggel dan Dominggas de Jesus, yang
berhasil saat mengikuti pelatihan surya elektrifikasi dan menadah air hujan di
Garefoot College, Tilonia, Jaipur, India, walau hanya dalam waktu enam bulan. "Ibu
Olandina dan Ibu Dominggas adalah bagian kecil dari India yang ada di Desa Koa
saat ini. Saya berharap setiap kali masyarakat Desa Koa nyalakan LTS, ada
ingatan bahwa LTS adalah hasil dari persahabatan Indonesia dan India,"
harap Gurjit.
Kesungguhan hati
masyarakat Desa Koa yang menerima program pelatihan elektrifikasi dan menadah
air hujan di Garefoot College India akhirnya tidak hanya menghadirkan LTS di
Desa Kota, tapi juga mampu menggerakkan hati sejumlah pihak untuk ikut
memberikan sentuhan hati mereka membantu masyarakat Desa Koa.
Di antaranya, Ekspedisi
NKRI untuk mendatangkan air melalui pompa hidrolik. Selain itu, ada
pemberdayaan dengan kebun kelor untuk gisi keluarga dan peningkatan ekonomi
keluarga. Selain itu, Ketua Komisi V DPR RI, Ir. Farry Francis, juga ikut
berkarya dengan menghadirkan embung-embung dan jalan lingkungan dari bibir
sungai ke Kampung Fafioban.
Farry juga menghadirkan
pompa air tanah dan rehab 50 unit rumah warga. "Kami membantu masyarakat
untuk membangun akses jalan, embung-embung, dan rehab rumah masyarakat.
Mudah-mudahan kita bisa membuka akses pembangunan jembatan ke Desa Koa,"
kata Farry, Rabu (8/7/2015).
Bupati TTS Ir. Paul VR
Mella, M. Si, juga memberikan perhatian kepada masyarakat Desa Koa. Bupati
bersedia belajar dari apa yang sudah dilakukan Yayasan Wadah Titian Harapan
dengan memberikan sentuhan pembangunan dengan hati, sehingga tumbuh rasa
memiliki di hati masyarakat Desa Koa untuk menjaga fasilitas yang sudah mereka
peroleh.
Sebagai bukti rasa
cinta masyarakat Desa Koa terhadap fasilitas LTS yang ada saat ini, masyarakat
membuat kesepakatan bersama untuk menjaga fasilitas LTS dengan bersedia
membayar iuran bulanan sesuai kesepakatan bersama agar tersedia dana perbaikan
perangkat LTS, terutama baterai yang harganya cukup mahal.
Semoga listik, air,
kelor, yang sudah ada dan embung yang sebentar lagi akan hadir di Desa Koa,
mengangkat taraf hidup masyarakat setempat menjadi lebih baik. Semoga harapan
besar masyarakat Desa Koa untuk bepergian dari dan ke desa mereka dengan adanya
jembatan yang menghubungkan desa mereka bisa terwujud.(jumal hauteas/habis)
Sumber Pos Kupang
cetak, edisi Senin, 13 July 2015, halaman 1
No comments:
Post a Comment