Thursday 16 July 2015

Kiprah Orlandia dan Dominggas Seusai Belajar LTS di India III

                                                                                                                                                                           POS KUPANG/JUMAL HAUTEAS
TANDA TANGAN -- Bupati TTS, Paul Mella menandatangani prasasti Bengkel LTS di Desa Koa, Kecamatan Mollo Barat, Rabu (8/7/2015). 
Anak – anak pun Menggapai Mimpinya

PERJUANGAN untuk mengubah nasib atau taraf hidup harus terbangun dari dalam diri setiap orang. Hal itu juga berlaku bagi suatu kelompok masyarakat. Karena dengan cara apapun perjuangan dan dorongan yang dilakukan oleh orang atau kelompok lain tidak akan mengubah nasib seseorang atau sekelompok orang, jika orang atau kelompok masyarakat tersebut tidak memiliki niat untuk mengubah nasib mereka sendiri.

Masyarakat Desa Koa, Kecamatan Mollo Barat-TTS pun menyadari spirit tersebut. Ketika Mario Viera, Ibu Anie Hashim Djojohadikusumo, dan sejumlah pengurus Yayasan Wadah Titian Harapan--perpanjangan tangan dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD)-- menyambangi mereka pada tahun 2013, masyarakat setempat belajar untuk menerima apa yang disampaikan dan mengubah pola pikir mereka untuk melakukan sesuatu dari dalam diri mereka untuk bergerak maju.

Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Desa Koa untuk menerima tawaran dari YayasanWadah Titian Harapan, dan siap mengikuti tes yang dilakukan tim dari India untuk menjadi peserta pelatihan surya elektrifikasi dan menadah air hujan di Garefoot College, Tilonia, Jaipur-India. Pelatihan selama enam bulan, 16 September 2013-14 Maret 2014.

Syaratnya 'membingungkan', peserta harus perempuan, berusia dewasa (tua) dan berpendidikan rendah. Bahkan yang tidak pernah bersekolah menjadi prioritas. Warga Koa pun justru berbahagia mengikuti program ini. Sebab, kalau diminta kaum berpendidikan dari Desa Koa, pasti akan menjadi syarat yang memberatkan bagi warga desa itu untuk mengikuti pelatihan.

"Kegiatan ini kami tawarkan kepada masyarakat akar rumput agar mereka tidak hanya sekadar mempertahankan kelangsungan hidup keluarga mereka, tetapi juga bisa membebaskan masyarakat dari lingkaran kemiskinan," kata Anie Hashim Djojohadikusumo, Rabu (8/7/2015), seusai peresmian Bengkel Listrik Tenaga Surya (LTS) di Desa Koa.

Ia berharap dengan adanya LTS di Desa Koa, rumah-rumah masyarakat tidak lagi hanya menjadi tempat untuk berteduh di saat hujan dan malam hari. Namun juga bisa menjadi tempat untuk menenun bagi ibu-ibu di malam hari, sekaligus menjadi sumber penerangan bagi anak-anak untuk lebih lama belajar di rumah pada malam hari.

Semoga penduduk desa ini memperoleh harapan dan masa depan lebih baik. Anak-anak pun dapat terpacu motivasinya mencapai mimpi mereka. "Kita sengaja memasang tiga titik lampu di setiap rumah, tanpa memberikan daya lebih untuk penggunaan televisi dan alat elektronik lainnya. Kami ingin masyarakat benar-benar menikmati penerangan dari LTS ini untuk aktivitas hidup yang lebih positif," kata Anie Hashim Djojohadikusumo.

Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh, Rabu (8/7/2015) menyebut alasan memilih perempuan berumur dan minim pendidikan formal, karena jika kaum terpelajar yang diambil, tidak ada kepastian yang bersangkutan akan mau terus menetap di desanya untuk membagi ilmu yang sudah diperolehnya dari Garefoot College. "Kami pilih perempuan yang usianya cukup tua, karena setelah mendapatkan pendidikan, mereka tidak akan keluar dari lingkungannya. Sebaliknya, wanita muda dan laki-laki, setelah mendapat pendidikan langsung keluar dari lingkungannya," katanya.

Gurjit memberikan apresiasi yang tinggi kepada Olandina Ranggel dan Dominggas de Jesus, yang berhasil saat mengikuti pelatihan surya elektrifikasi dan menadah air hujan di Garefoot College, Tilonia, Jaipur, India, walau hanya dalam waktu enam bulan. "Ibu Olandina dan Ibu Dominggas adalah bagian kecil dari India yang ada di Desa Koa saat ini. Saya berharap setiap kali masyarakat Desa Koa nyalakan LTS, ada ingatan bahwa LTS adalah hasil dari persahabatan Indonesia dan India," harap Gurjit.

Kesungguhan hati masyarakat Desa Koa yang menerima program pelatihan elektrifikasi dan menadah air hujan di Garefoot College India akhirnya tidak hanya menghadirkan LTS di Desa Kota, tapi juga mampu menggerakkan hati sejumlah pihak untuk ikut memberikan sentuhan hati mereka membantu masyarakat Desa Koa.

Di antaranya, Ekspedisi NKRI untuk mendatangkan air melalui pompa hidrolik. Selain itu, ada pemberdayaan dengan kebun kelor untuk gisi keluarga dan peningkatan ekonomi keluarga. Selain itu, Ketua Komisi V DPR RI, Ir. Farry Francis, juga ikut berkarya dengan menghadirkan embung-embung dan jalan lingkungan dari bibir sungai ke Kampung Fafioban.

Farry juga menghadirkan pompa air tanah dan rehab 50 unit rumah warga. "Kami membantu masyarakat untuk membangun akses jalan, embung-embung, dan rehab rumah masyarakat. Mudah-mudahan kita bisa membuka akses pembangunan jembatan ke Desa Koa," kata Farry, Rabu (8/7/2015).

Bupati TTS Ir. Paul VR Mella, M. Si, juga memberikan perhatian kepada masyarakat Desa Koa. Bupati bersedia belajar dari apa yang sudah dilakukan Yayasan Wadah Titian Harapan dengan memberikan sentuhan pembangunan dengan hati, sehingga tumbuh rasa memiliki di hati masyarakat Desa Koa untuk menjaga fasilitas yang sudah mereka peroleh.

Sebagai bukti rasa cinta masyarakat Desa Koa terhadap fasilitas LTS yang ada saat ini, masyarakat membuat kesepakatan bersama untuk menjaga fasilitas LTS dengan bersedia membayar iuran bulanan sesuai kesepakatan bersama agar tersedia dana perbaikan perangkat LTS, terutama baterai yang harganya cukup mahal.

Semoga listik, air, kelor, yang sudah ada dan embung yang sebentar lagi akan hadir di Desa Koa, mengangkat taraf hidup masyarakat setempat menjadi lebih baik. Semoga harapan besar masyarakat Desa Koa untuk bepergian dari dan ke desa mereka dengan adanya jembatan yang menghubungkan desa mereka bisa terwujud.(jumal hauteas/habis)


Sumber Pos Kupang cetak, edisi Senin, 13 July 2015, halaman 1 

No comments: