Suara Dentang Batu Beradu di Dapur-dapur
POS KUPANG/SYARIFAH SIFAT
JUAL JAGUNG --Bahria Lamado (45),
warga Dusun I, Desa Lamawai, Kecamatan Solor Timur, menjual jagung titi di
Pasar Inpres Larantuka, Kamis (2/7/2015).
|
POS-KUPANG.COM,
LARANTUKA --- Pulau Adonara bukan hanya terkenal
karena perang tanding antar-saudara memperebutkan lahan, tapi juga sangat
terkenal karena jagung titi. Inilah kekhasan Pulau Adonara, bahkan Kabupaten
Flores Timur (Flotim).
Belum lengkap
jika seseorang berkunjung ke Flotim saat pulang tidak membawa oleh- oleh jagung
titi. Jagung titi merupakan pangan lokal yang dibuat dengan cara tradisional.
Bukan seperti kebanyakan sekarang emping jagung -- mirip jagung titi -- hasil
olahan industri rumah tangga.
Ketika
berkunjung ke Flotim, Anda bisa saksikan di Pulau Adonara, Pulau Solor dan
sebagian di Kota Larantuka, Ibukota Kabupaten Flotim, hampir semua rumah pasti
punya alat pembuat jagung titi. Sebab, hampir semua perempuan dan sedikit
laki-laki dewasa hingga anak-anak mahir membuat jagung titi.
Jagung
titi adalah jagung yang dititi pakai batu lempeng hingga jagung menjadi
lempeng. Cara membuat jagung titi sangat sederhana, jagung dipipil dari
tongkolnya lalu disangrai atau digoreng tanpa menggunakan minyak selama 5-7
menit menggunakan periuk tanah hingga setengah matang.
Lalu
jagung diangkat menggunakan tangan kosong dan dititi di atas batu kali yang
dikepalkan dengan tangan. Prosesnya dilakukan satu per satu hingga butiran
jagung itu memipih. Dan jadilah jagung titi.
Batu yang
digunakan untuk meniti jagung, yaitu batu kali (pantai) yang kokoh dan lempeng,
sebagai landasan, kemudian sebuah batu sebesar genggaman tangan orang dewasa
untuk meniti.
Jagung
titi yang berkualitas tinggi adalah jagung titi yang saat dikunya rasanya
gurih. Karena itu, ibu-ibu dan anak putri yang biasanya titi jagung selalu
memilih jagung pulut. Jagung pulut warnanya putih dan memiliki kekhasan
sendiri. Rasanya benar- benar enak dan gurih.
Sedangkan
jagung yang warnanya kuning membutuhkan tenaga yang kuat. Tukang titi jagung
juga harus paham saat meniti jagung, terutama saat menggoreng jagung. Jagung
tidak hanya setengah matang baru dititi, tapi dibutuhkan insting untuk
merasakan apakah itu sudah pas untuk dititi atau belum.
Jika
insting peniti jagung bagus, maka jagung yang dititi hasilnya gurih dan enak
rasanya, walaupun tanpa digoreng atau dioven. Selain itu, jagung titi yang
rasanya enak adalah jagung titi yang terbuat dari jagung muda. Jika hendak
makan jagung titi muda, bahannya diambil dari jagung yang baru saja dipanen.
Kulitnya
dikupas lalu jagung dijemur sampai kering (kadar air harus rendah) baru
kemudian dititi. Dan, jika sudah diolah sedemikian rupa, rasanya enak sekali
dan harganya lebih mahal dari jagung titi biasa. Namun jagung titi muda hanya
dapat ditemukan pada saat musim panen jagung.
Biasanya
proses pembuatan jagung titi dilakukan di dalam pondok atau rumah kecil yang
dibuat khusus untuk pengolahan jagung titi. Namun, ada juga yang jagung titi dalam
rumah di atas tungku tiga batu, yang juga dipakai untuk keperluan memasak
makanan sehari-hari di rumah, di pondok di kebun, atau di mana saja ada orang
tinggal.
Dan,
tahukah Anda, bahwa segenggam jagung titi yang Anda pegang, tidak dibuat
secepat kita menghabiskannya? Jagung dititi dalam butiran-butiran, dan sekali
titi hanya terdiri dari satu, dua, atau tiga butir jagung. Satu tempayan jagung
seukuran satu toples bisa diselesaikan dalam waktu lebih dari satu jam.
Jagung
sejak nenek moyang menjadi makanan pokok. Sebab dulu, masyarakat Adonara dan
sekitarnya tidak mengenal beras. Baru setelah masyarakat mengenal beras, maka
dilakukan konversi jagung ke beras. Karena itu, bisa dibayangkan tiga kali
sehari atau dua kali sehari warga Adonara atau warga Flotim pada umumnya akan
memakan jagung.
Untuk
balita, selain makan pisang, ada orangtua yang memberi balita jagung.
Prosesnya, jagung dipipil kemudian direbus hingga menjadi bubur atau yang
sekarang dikenal dengan sebutan jagung sereal.
Cara
membuat bubur jagung zaman dulu sederhana, jagung titi diletakan di wajan dan
tambah air lalu direbus hingga hancur seperti bubur baru kemudian ditambah
garam secukupnya.
Selain
sebagai pengganti makanan pokok, kini jenis jagung titi sudah banyak, seperti
kerupuk. Bahkan sekarang jagung sudah diolah dalam berbagai rasa antara lain,
rasa original, rasa coklat, dan rasa asin. Gubernur NTT, Frans Lebu Raya,
sebagaimana dikutip dari simpetadonara.blogspot.com, pernah mengisahkan begini.
"Di desa
saya, jagung titi cukup mewarnai kehidupan warga. Tidak sekadar kata. Kalau
beberapa tahun lalu Anda berada di kampung saya, maka pagi-pagi akan kedengaran
suara dentang batu beradu di dapur-dapur rumah tempat ibu-ibu membuat jagung
titi. Seperti musik. Pernah dalam waktu tertentu, dentang batu bahkan dijadikan
pertanda waktu. Saya bangun tepat dentang batu pertama berbunyi, demikian orang
menunjukkan kapan waktunya bangun. Atau saya terjaga waktu terdengar dentang
batu itu."
Sebagian
besar ibu-ibu dan anak gadis hampir pasti diberi kewajiban untuk melakukan
pekerjaan ini, meniti jagung. Sedangkan bagi laki-laki, ini dipandang sebagai
pekerjaan dapur dan urusan para wanita. Tidak cuma menyiapkan hidangan itu. Di
ladang jagung, kaum wanita juga berperan.
Mereka
menugal, menanam, hingga memanen. Sedangkan laki-lakinya dominan di membuka
kebun, membersihkan ladang, dan urusan pergudangan di lumbung. Pada acara-acara
kebersamaan, jagung titi adalah hidangan yang utama. Setiap keluarga bisa
mengumpulkan masing-masing jagung titi kepada petugas untuk kemudian dibagikan
lagi pada saat acara minum bersama. Bagi sahabat maupun anggota keluarga yang
lagi perantauan, jagung titi akan menjadi tanda cinta mereka yang di kampung
untuk kalian.
STORY
HIGHLIGHTS
* Alat Titi Jagung Batu Lempeng
* Digoreng Tanpa Minyak Tujuh Menit
* Menggunakan Periuk Tanah
No comments:
Post a Comment