Saturday 22 August 2015

Perintis Bandara Frans Laga Naik Pesawat (1)

“Niat Drs.Christian Rotok menerbangkan saksi hidup dan perintis pembangunan Bandara Frans Sales Lega Ruteng tahun 1963 tidaklah ringan. Tantangan sempat muncul dari Wabup Deno Kamelus dan Sekda Manseltus Mitak.”

pos kupang/egy mo’a

SENYUM - Dokter Lian Pantas (kiri) menemani perintis Bandara Frana Sales Lega di dalam kabin pesawat AviaStar yang terbang keliling Manggarai, Sabtu (15/8/2015) pagi. 
Chris Berdoa Cepat Pulang

BAYANGAN atas dua kecelakaan pesawat beruntun yakni pesawat Malaysia Airlines dan AirAsia tahun 2014, masih membekas di benak bupati Manggarai tersebut. Memikirkan kejadian itu, sungguh berat bagi Chris untuk memutuskan jadi atau tidaknya rencana terbang gembira keliling Manggarai.

"Pikiran itu (terbang gembira bersama perintis Bandara Frans Sales Lega) muncul seketika, tanpa rekayasa. Apalagi hendak mendapatkan sesuatu keuntungan. Saya pikir kehidupan di dunia ini hanya sekali sehingga harus dinikmati," kata Chris Rotok membuka pembicaraan dengan para perintis seusai terbang gembira di ruang VIP Bandara Frans Lega Ruteng, Sabtu (15/8/2015).

Di tengah pergolakan batin memikirkan berbagai musibah penerbangan, Chris mengaku terus termotivasi mewujudkan niat baik itu. Bersama Kamelus dan Manseltus, akhirnya disepakati terbang gembira bersama para orang tua itu harus direalisasikan.

Di zaman ini naik pesawat bukan lagi sebuah kemewahan. Tetapi bagi Chris Rotok memfasilitasi para perintis bandara menikmati penerbangan adalah untuk menghargai jerih payah mereka. Ini tentu beda rasanya. Apalagi sebagian besar mereka umumnya belum pernah menumpang pesawat terbang.

Padahal saat membangun bandara itu tahun 1963, mereka rela berdesak-desakan menumpang truk yang mengangkut batu, pasir serta material bangunan lainnya. Mereka kesampingkan segala resiko kecelakaan yang muncul.

"Penerbangan ini adalah ungkapan terima kasih kepada masyarakat Manggarai yang berjasa membangun Bandara Frans Sales Lega yang saat ini bisa dinikmati semua orang. Kami mohon maaf tidak bisa perhatikan orang perorang. Konsentrasi kami membangun infrastruktur jalan, jembatan, sekolah puskesmas dan sarana yang lain," kata Chris yang saat itu hadir bersama Deno Kamelus, Manseltus dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai, Apri Laturake.

Pergolakan batin Chris diakuinya berkecamuk di Sabtu (16/8/2015) pagi saat menyaksikan 32 perintis utusan dari semua kecamatan telah hadir di ruangan VIP bandara. Berbagai bayangan buruk muncul dalam benaknya. Cuaca buruk, angin kencang, kabut bisa saja terjadi. Jangan-jangan juga ada orangtua yang mendadak stress. "Pokoknya macam-macam," bebernya.

Apalagi Dokter Yulianus Weng, M.Kes, yang memimpin pemeriksaan kesehatan bagi peserta terbang gembira mengingatkan tensi darah mereka rata-rata 200. Namun semua beban itu dikesempingkan Chris. Ia menyaksikan wajah-wajah ceria para orang tua berdiri di sisi apron menunggu jatah duduk di dalam lambung burung besi. "Ketika pesawat sudah terbang, saya terus berdoa, semoga pesawat cepat pulang saja," ujar Chris menahan haru.

"Niat saya tulus. Saya ingin menanamkan nilai penghormatan kepada pendahulu yang berjasa membangun daerah ini,"sambungnya.

Dokter Weng menuturkan tekanan darah untuk orang-orang yang berusia di atas 60-an tahun idealnya 140/90. Namun tensi darah semua peserta terbang gembira saat itu serentak naik 200. Menurut Weng, naiknya tekanan darah lebih disebabkan stress karena baru pertama kali naik pesawat. Ditambah lagi kurang tidur semalaman memikirkan harus terbang.

Mengantisipasi mereka mengalami muntah dalam penerbangan ini, Weng memberi mereka minum tablet anti muntah 30 menit sebelum terbang. Resep itu terbukti mujarab. Semua tokoh sepuh Manggara itu tak mengalami muntah dalam dua kali terbang dengan pesawat AviaStar. Doa Chris Rotok rupanya terkabul. Acara terbang gembira berlangsung sukses dan menyenangkan.(egy mo’a/bersambung)

Sumber Pos Kupang cetak  edisi Selasa 18 Agustus 2015, halaman 1

No comments: