Showing posts with label Humor. Show all posts
Showing posts with label Humor. Show all posts

Thursday 26 March 2015

Korban Lakalantas Polisikan Seorang Gadis Cantik



ilustrasi gadis cantik oleh  google
Humbahamu.com — Ina Du’e (25) seorang gadis cantik di bilangan Jalan H.R. Korah
tidak pernah menyangka sebelumnya untuk menghabiskan hari liburnya di ruang pelayanan sentral kepolisian (RSPK) Sumba Timur. Peristiwa naas yang terjadi di Taman Kota Waingapu, Kamis (26/3/2015) ini bermula dari niat tulusnya untuk “melempar” kepada Umbu Raeng (27) sekitar pukul 16.00 Wita.

Kepada petugas di RSPK Sumba Timur, Umbu Raeng menjelaskan luka pada ke dua lutut dan lengannya yang terus berdarah itu disebabkan oleh ulah Ina Du’e. Selain itu korban mengaku tidak pernah mengenal pelaku sebelamnya namun dirinya merasa aneh dan heran ndengan perbuatan pelaku yang “melempari” dirinya dengan semyuman.

"Tadi saya mau ke pasar pake sepeda motor kongkor ini di jalan. Jadi begini pak, waktu sampai samping hotel merlin pas di belok masuk pasar, itu cewek jalan berlawanan arah dengan saya. Dia melemparkan senyuman kepada saya, tapi saya bingung karena tidak kenal makanya saya perhatikan terus dia. Lebih heran lagi semakin saya perhatikan, koq lama-lama dia pu senyumannya itu semakin lebar dan adu hai….. Saya pu jantung ini Depdikbud pak, waaaah rasa – rasanya mau copot saja. Saya terbuai, terlena dan terkapar jatuh menabrak tali kambing di pinggir jalan itu. Saya kehilangan kesimbangan dan rebah,” jelasnya.



Lebih lanjut korban menjelaskan, “Saya pu ini... Ini penuh dengan tai kambing pak. Tai kambingnya masih hangat lagi. Ada sedikit yang ketelan salah. Rasanya sengsara sekali Pa…. Tolong hukum itu nona Pak. Bilang dia pu nama itu ina du’e. Dia melakukan tindakan kriminal karena sudah melempar saya, walaupun bukan batu yang dia pake lempar tetapi senyuman yang dia lempar itu bagaikan menggetarkan jiwa. Makanya saya hilang keseimbangan,” kisah umbu raeng dengan gaya tutur sambil menangis karena tidak bisa mengendalikan emosinya.

Empat orang petugas polisi yang bertugas di RSPK semakin bingung. Para petugas yang menerima korban itu tidak pernah membayangkan ssebelumnya akan menerima materi laporan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam kebingunan, para petugas kepolisian sedikit tersenyum dan berusaha menenangkan Umbu Raeng.

Melihat kondisi korban yang berdarah akibat lakalantas tersebut, seorang petugas polisi dengan lembut dan halus serta penuh canda berusaha bertanya lagi. "Umbu… Umbu ternyata hari ini cintamu berakhir di tai kambing ya? Hehehe...yang sabar ya umbu," katanya sambil mengetik laporankorban. Sementara beberapa petugas yang lain di RSPK terlihat saling berbisik. Mereka kelihatan kebingungan entah Ina Du’e akan dijerat pasal berapa dalam peristiwa itu. Hingga saat ini belum bisa dijelaskan oleh pihak kepolisian.

Kepada wartawan di sela – sela isak tangisnya, Umbu Raeng mengaku masih terbayang-bayang dengan senyuman Ina Du’e."Senyumannya manis pak bisa bikin kenyang seketika. Tadinya saya lapar sekali jadi mau jalan pi cari warung makan, tapi herannya setelah melihat senyuman itu saya langsung kenyang pak. Mungkin senyumannya itu mengandung energy, tapi semoga saya bukan kenyang karena tai kambing pak," urainya yang ternyata juga seorang peternak kambing sukses.


Sementara Ina Du’e, pelaku "pelemparan" senyuman kepada korban saat ditemui di tempat terpisah, kepada Humbahamu.com, mengakui perbuatannya. Dengan singkat, padat jelas dan dia mengatakan, "Benar pak, saya memang tersenyum padanya. Tetapi saya kenal betul dia koq. Dia pernah tinggal gratis di hatiku cukup lama pak. Kalau tidak mau disenyumi cewek, tolong pak suruh dia jangan sampai secakep sekarang ini. Soalnya dulu dia biasa – biasa saja," kata Ina Du’e sambil menusuk lubang hidung dengan jari kelingkingnya.(dilarangtertawa/hbh)

Tuesday 30 December 2014

Bupati Bantah Curi Empat Ekor Kambing



ilustrasi ruang sidang
Di sini. Di tempat ini, perempuan tua itu tertunduk lesu saat mernyaksikan jalannya sidang kasus pencurian empat ekor kambing miliknya. Mulutnya terus komat – kamit. “Andai Sudah Terjual kambing saya,” demikan sebuah kalimat ajaib yang tiada henti diucapkannya berulang kali.

Nenek tujuh orang cucu yang satu ini seakan tenggelam dalam hiruk pikuk para pencari keadilan di kantor pengadilan setempat siang itu. Tetesan bening – bening Kristal pun tak henti membasi keriput kulit, pembungkus tulang pipinya itu. Sehelai sapu tangan berwarna ungu digunakan sang janda itu untuk menghapus tetesan air matanya.

“Bagaimana tidak sedih?” kata Marsinda (52) saat ditanya. Sebagai seorang perempuan janda, dirinya telah kehilangan  empat ekor kambing yang telah susah payah dipeliharanya selama ini. “Saya datang ke sini untuk mencari keadilan,” katanya lagi.

Dia mengisahkan, untuk memiliki empat ekor kambing dirinya mulai dengan memilihara seekor ayam jago, yang kemudian dijual dan dibelinya lagi lima ekor ayam jago lagi. Setelah besar, kelima ekor ayam jantan itu dijual dan uangnya dipakai untuk membeli seekor kambing betina seharga Rp 500 ribu. Hingga akhirnya berkembang biak menjadi empat ekor kambing.

"kambing itu saya beli masih kecil dan sudah saya pelihara kurang lebih tiga tahun ini sampai beranak," katanya dengan terbata – bata sambil mengusap air mata.

Namun apa hendak dikata, sial tak dapat ditolak dan untung pun tak dapat diraih. Kini keempat ekor kambing miliknya yang dipelihara dengan susah payah telah raib digasak dimaling. Peristiwa itu bermula pada kamis dini hari saat kampungnya dilanda hujan deras.

Perempuan paruh baya itu terlihat begitu menyesal, karena sudah ada pembeli yang datang meminta membeli seekor kambing jantanya dengan harga Rp 2 juta, namun Ia masih bertahan dengan harga Rp 2,5 juta.

Nenek tujuh orang cucu yang satu ini sudah membayangkan bahwa dengan uang Rp 2,5 juta hasil penjualan empat ekor kambing itu, dia bisa membeli dua ekor kambing lagi untuk dikembangkan guna menopang hidupnya.

"Waktu itu sudah ada orang yang tawar dengan harga Rp 2 juta, tapi saya mau jual dengan harga Rp 2,5 juta," katanya.


Andai saja, sang nenek mau menurunkan harga salah satu ekor kambing jantan miliknya itu menjadi Rp 2 juta, bisa jadi pembeli mau dan kini dirinya tidak sekusut saat ini. Sebab saat si maling beraksi, kambingnya sudah laku terjual.

Namun hanya terpaut dua malam dari kedatangan pembeli itu, keempat ekor kambing kesayangannya hilang tanpa bekas digayang maling. Tekad Nenek Marsinda guna mengembangkan usaha peternakannya pun kandas.

"Kalau tidak salah, dua malam setelah pembeli itu datang, saya punya kambing hilang semua. Begitu pagi hari, saya mau kasih makan ternyata kandang sudah kosong," katanya.

Kini sang nenek hanya bisa pasrah sambil mengharap kepada majelis hakim dapat memberikan vonis hukuman yang setimpal dengan perbuatan. “ Saya tidak pernah membayangkan akan mendapat musibah ini. Saya hanya berharap kepada majelis hakim untuk menghukum pelaku yang seberat – beratnya,” pungkas Nenek Marsinda.

Tuan dan puan, kisah si kabayang pun terulang lagi di sini. Di tempat ini. Seorang pria, sebut saja Petrus alias Penembak Misterius alias Bupati Sumba Pinggir, dituduh mencuri empat ekor kambing. Namun lelaki itu membantah tuduhan tersebut saat ditanya oleh majelis hakim di ruang sidang pengadilan setempat. Alasannya, dia hanya mencuri seekor kambing betina.

“Saudara terdakwa, lantas siapa yang mencuri tiga ekor kambing yang lain? Berdasarkan keterangan saksi dan fakta – fakta di persidangan, semuanya mengarah kepada saudara terdakwa?” tanya majelis hakim.

“Majelis hakim yang terhormat, saya sudah bilang hanya satu ekor kambing betina yang dicuri. Bukan salah saya, kalau ketiga ekor anak kambing itu mengikuti induknya,” bantah  Petrus alias Penembak Misterius alias Bupati Sumba Pinggir.

Para majelis hakim dan seluruh pengunjung dibuat terbahak mendengar keterangan terdakwa. Seketika ruang sidang yang semula hening itu menjadi riuh akibat keterangan terdakwa yang mengiris perut hadirin dalam persidangan itu.


Di sini, di tempat ini tuan dan puan yang sejak tadi sudah terus membaca diminta untuk serius. Sekali lagi tetap serius, jangan tertawa tuan dan puan. Demikian kisahku dari Negeri Sumba Pinggir.(*)

Thursday 11 December 2014

Ingin Menguji Kadar Cinta Kekasih Malah Diborgol Hansip

Ilustrasi (Google)
Di luar skenario dan tidak pernah diduga sebelumnya, Martinus sang kekasih Martina alias Rambu harus dibawa ke kantor polisi. Lebih perih dan parah lagi orang yang mengadukan dirinya ke pihak berwajib adalahg kekasihnya sendiri. Namun apa hendak dikata, semua sudah terjadi.

Begitupun Martina, gadis asal Pulau Mengkudu juga semakin bingung. Semula ia berharap kekasihnya itu segera mengungkap jadi dirinya dan berterus terang malah rela diborgol oleh petugas hansip dan di bawa ke Markas Kantor Kepolisian.

Sebab musab peristiwa yang semua bertujua untuk menguji kadar cinta masing – masing pasangan, terpaksa harus berujung di kantor polisi. Peristiwa yang tergolong unik, konyol, lucu dan rumit ini. Namun apa hendak dikata, ibaratnya nasi sudah menjadi bubur. Semua sudah terjadi, tiada guna lagi disesali. Kedua tangan Martinus telah diborgol dan digiring ke kantor Polisi untuk diminta keterangannya.

Sesaat sebelum dijebloskan ke dalam sel oleh petugas, Martina buru – buru menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Kepada petugas kepolisian Dia menjelaskan, pemuda misterius yang dilaporkan itu adalah kekasihnya Martinus yang sedang menyamar sebgai seorang pelanglang. Pria tersebut bermaksud untuk menguji kadar cintanya seperti apa? “Tunggu! Sebenarnya dia (Martinus,red) itu saya punya pacar,” teriak Martina.

Para pertugas kepolisian semakin bingung dengan tingkah laku korban yang sebelumnya melaporkan pemuda misterius yang mendatangi rumahnya itu. Kepada Martina alias Rambu, gadis asal Pulau Mengkudu itu seorang petugas bertanya, “Apa maksudnya? Kenapa tadi kamu melapor kalau ada pemuda misterius yang mencurigakan ada di rumahmu, sekarang malah tidak mau ditahan?”

Kepada para petugas, Martina menjelaskan, sosok pemuda misterius itu adalah kekasihnya yang bernama Martinus. Sebelumnya Ia menyamar sebagai seorang pelanglang untuk menguji cintanya. Penyamaran Martinus sebenarnya sudah diketahui sejak awal, namun di saat yang bersamaan dirinya juga memiliki ide untuk sekalian menguji kadar cinta kekasihnya. Selanjutnya Ia melaporakan kekesihnya kepada petugas hansip.

“Saya pikir kalau lapor pak hansip nanti Dia (Martinus) mau mengaku. Ternyata tidak mengaku jadi akhirnya dibawa ke sini dan sampai sekarang juga masih tidak mau mengaku. Tolong Pak Polisi jangan kasih masuk saya punya pacar ke sel,” jelasnya.

Mendengar penjelas tersebut, para petugas kepolisian kemudian menanyakan hal itu kepada Martinus. Apakah benar seperti apa yang dijelaskan oleh Martina? Kemudian Martinus pun mengatakan benar. “Ia benar Pak Polisi tadi saya hanya mau menguji kadar cintanya, ternyata dia (Martina,red) lapor seperti ini,” jelasnya sambil tersenyum.

Kepada wartawan di Kantor Polisi, Martina mengisahkan, sebagai seorang bunga desa yang hendak menuntun ilmu di kota, ia terpaksa meninggalkan kampung halamnanya di Pulau Salura  beberapa waktu silam. Gayanya  yang semula sebagai seorang gadis desa telah berangsur hilang dan tumbuh nmenjadi gadis kota.

Semakin hari, penampilannya kian anggun dan menawan. Tak di sangkal, sudah banyak pemuda yang menaruh rasa simpati pada gadis yang terbilang lugu itu. “Saya telah lama menjadi tambatan hati kekasinya Martinus. Cinta kasih diantara telah lama bersemi. Keduanya saling menyangi satu sama lain, lebih dari apapun.
Namun manusia tetaplah manusia, tidak akan terlepas dari cobaan,” kisah Martina.

Lebih lanjut Dia mengatakan, peristiwa tersebut bermula sekitar pukul 20.00 kemarin. Saat itu udara dingin dan gerimis masih menyelimuti jalan Kota Waingpau, Sumba Timur. Suasana di luar sangat sepi dan tidak seperti biasanya dan hanya terdengar dentuman keras, bunyi petasan anak – anak yang sedang bermain dari kejauhan. 

Saat itu, dirinya yang tinggal seorang diri di rumah sedang menikmati secangkir teh hangat sambil menonton acara televisi di ruang tengah. Tiba – tiba dirinya dikejutkan seorang pemuda misterius mengutuk pintu rumahnya. Dari penampilan sang pemuda misterius itu sepertinya ia seorang pelanglang yang sedang membutuhkan bantuan.

“Dia (Martinus,red) masuk langsnung bilang selamat malam rambu, saya temanya Martinus kebetulan kehujanan. Boleh saya numpang berteduh sebentar? Jadi saya kasih tumpangan, padahal sebenaranya saya sudah tau dia (Martinus,red) sedang menyamar untuk menguji saya,” katanya.

Di saat yang bersamaan, dirinya memiliki ide untuk menguji kadar cinta dari kekasih itu sekalian. Hal ini kemudian membuat dirinya menghubungi komandan hansip dan melaporkan ada seorang pemuda misterius yang mencurigakan sedang berada di rumahnya.

Petugas hansip segera datang. Selanjutnya menanyakan tujuan si pemuda misterisu itu mendatangi rumah Matina malam – malam. Ternyata memang benar, dari gelagatnya si pemuda itu sangat gugup sehingga semakin mencurigakan. Tanpa ragu – ragu, petugas hansip pun memborgol kedua tangannya pemuda misterius itu dan selanjutnya diserahkan ke kantor polisi. “Begitu ceritanya pak. Tadi saya sudah bingung waktu mau dijebloskan Dia (Martinus,red) ke dalam sel,” ceritanya sambil tertawa.

Hal yang sama dikisahkan oleh Martinus. Saat diminta komentarnya, dia mengatakan tujuan penyamaran yang dilakukan itu untuk menguji kadar cinta sang kekasih. Namun di luar dugaan ternyata berujung sampai di Kantor Polisi. “Sebenaranya hanya mau menguji kadar cintanya. Tapi nyatanya malah dilaporkan ke hansip. Saya pikir lebih baik begitu, daripada mengungkapkan siapa saya yang sebenarya, hahahaha” katanya.

Ilustrasi (google)
Setelah dirinya dilaporkan dan dibawa oleh petugas hansip ke kantor polisi, kini giliran si Martina yang tidak tahan. Martina alias rambu (25) gadis asal Pulau Salura yang melaporkan seorang pemuda misterius yang mendatangi rumahnya kepada hansip. etika hendak dijebloskan ke dalam sel, Martina buru – buru menjelaskan bahwa pemuda misterius itu adalah kekasihnya martinus yang berkunjung ke rumahnya dengan cara menyamar guna menguji kadar cintanya. 

Karena sikapnya yang mencurigakan, hansip membawa pemuda ke mapolres sumba timur selasa (10/12/2014). Ketika hendak dijebloskan ke dalam sel, Martina buru – buru menjelaskan bahwa pemuda misterius itu adalah kekasihnya martinus yang berkunjung ke rumahnya dengan cara menyamar guna menguji kadar cintanya.  Dan Ia terpaksa harus menjelaskan masalah yang demikian rumit dan konyol itu kepada anda yang sedang membaca dengan serius ini. (hahahaha...)