Sunday 26 March 2017

VIDEO: Nonton ini, Kincir Angin dan Pesona Alam Pedalaman Sumba Timur

Laporan wartawan Pos Kupang, John Taena

POS KUPANG.COM, WAINGAPU--Langit diatas padang sabana Sumba Timur pada Minggu (19/3/2017), terlihat mendukung. Pos Kupang bersama tiga orang rekan jurnalis masing-masing Muhammad Yusuf, Dion Umbu Analodu, Thyna Lobo dan sang pemandu, Elda Dimu, terus memacu sepeda motor masing-masing menuju pedalaman daerah itu.

Semakin jauh ke pedalaman, rute perjalanan yang dilintasi semakin menantang. Selama kurang lebih satu jam perjalan, kecepatan setiap sepeda motor yang dikemudikan terpaksa harus dikurangi. 

Pasalnya aspal jalan raya hanya sebatas itu. Sisanya adalah jalan pengerasan yang berbatu, licin dan berlumpur di musim hujan seperti sekarang.

Ketika harus terpaksa meninggalkan kendaraan dan berjalan kaki untuk sebuah kampung terpencil itu, kawanan ternak sapi Sumba ongole dan kuda sandlewood telah siap menjadi penyemangat.

Dibalik rute yang menantang, alam daerah ini akan terus menggoda setiap pelintas jalan raya untuk dinikmati.

Hamparan padang sabana yang membentang luas sejauh mata memandang terlihat begitu eksotis. Rasanya mata tidak jemu untuk terus menikmati pemandangan elok sepanjang jalan.

Berjalan kaki sambil menikmati pemanadangan alam, dan ribuan kawanan ternak yang sedang merumput di tengah padang, tidak akan ditemukan di tempat lain, kecuali di pedalaman Sumba Timur

Hal inilah yang dialami Pos Kupang, saat mengunjungi lokasi pembangkit listrik tenaga angin di Kampung Tanara, Desa Maubokul, Kecamatan Pandawai.

Salah satu kampung terisolir ini, sebelumnya tidak pernah disebut. Jangankan wisatawan luar daerah, warga Kota Waingapu sendiri pun akan enggan untuk menyebut nama kampung itu.

Alasanya sederhana, karena belum pernah mendengar nama salah satu kampung di pedalaman itu.
Kampung Tanara, yang sebelumnya tidak dikenal, kini mendadak jadi sebuah obyek wisata.

Nyaris sebagian besar warga Kota Waingapu akan berjuang menaklukan medan yang menantang untuk mencapai lokasi itu.

Apapun tantangan yang dihadapi, mencapai pusat perkampungan adalah sesuatu yang membawa kepusan bathin tersendiri.

Sekitar 47 buah tiang kincir angin yang dibangun pada tahun 2013 silam, untuk memenuhi pasokan listrik warga setempat adalah obyek wisata baru yang harus didatangi. Bukan hanya kincir angin di di pinggir kampung tersebut yang menarik.

Alam bebas yang menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga angin itu, adalah sebuah obyek wisata yang selama ini tidak dikenal.

Tak heran banyak pasangan yang mengunjungi lokasi ini untuk membuat vidio dan foto prewedding. Begitupun dengan para pecinta fotografi yang ingin menyalurkan hoby mereka.

"Banyak orang dari Waimgapu yang setiap hari datang ke sini sampai malam baru pulang," ujar Huki Nggimu Wali (47), kepada Pos Kupang, di lokasi kincir angin, kampung tanarara, desa maubokul, Minggu (19/3/2017).

Menurut Dia, kincir angin adalah salah satu obyek yang dicari oleh warga Kota Waingapu di kampung tersebut. Biasanya pada hari libur dan akhir pekan, senjumlah keluarga akan mengahabiskan waktu mereka di lokasi itu.

"Kalau hari minggu seperti ini banyak sekali, ada yang foto-foto. Ada hanya duduk-duduk sampai malam di sini. Kalau dulu tidak ada orang yang datang, listrik juga tidak ada. Tapi sekarang malam-malam sudah terang karena sudah ada listrik," jelasnya.

Salah satu pengunjung, Umbu Tanya Hinggi Randja, kepada wartawan di lokasi itu, mengaku datang bersama rekan-rekannya untuk menghabiskan hari libur. Menurut Dia, lokasi tersebut cukup menarik.

Dikatakannya, "Medan ke sini yang menantang jadi memang harus siap fisik betul-betul sebelum berwisata ke Kampung Tanarara ini. Tadi ada bebarapa pengunjung yang sampai di tengah jalan pulang kembali karena tidak sanggup."

Namun setelah tiba di lokasi perkampungan yang berada di ketinggian itu, lanjutnya, pengunjung akan merasakan kepuasan tersendiri. Seketika letih dan lelah akan terbayarkan tatkala menikmati pemandangan alam sekitar.

"Kita sudah siap untuk menikmati obyek wisata ini jadi biar hujan juga tancap gas terus. Sangat puas sampai di atas sini," tandasnya. *

No comments: